Search this blog
Selasa, 14 Oktober 2014
Dampak Mengguanakan Ac dan Kipas Angin
Waspadai Dampak AC Dan Kipas Angin
Kipas angin dan AC memang memberikan hawa sejuk di dalam sebuah ruangan. Banyak keluarga yang melengkapi rumahnya dengan kipas angin atau AC. Teknologi yang semakin canggih, kini juga dimiliki oleh kipas angin dan AC, dengan adanya self-timer dan remote control . Self timer memudahkan kita mengatur waktu sehingga AC atau kipas angin akan mati sendiri sesuai dengan waktu yang telah diatur. Sedangkan remote control , memudahkan kita menyalakan dan mematikan AC atau kipas angin tanpa perlu beranjak dari tempat duduk atau tempat tidur.
Meskipun demikian, di balik manfaat dan kepraktisannya, kita juga perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan AC atau kipas angin yang terlalu lama, terlalu dingin atau bukan pada tempatnya. Menurut Dr.H. Muljono Wirjodiarjo, Sp.A(K) dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, gangguan yang mungkin timbul antara lain:
* Hipotermia
Pemaparan terhadap udara yang terlalu dingin akan menyebabkan suhu badan menjadi terlampau dingin atau hipotermia. Hipotermia yang terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada peredaran darah. Gangguan peredaran darah di bagian tubuh yang penting, misalnya otak, dapat menurunkan kesadaran atau pingsan. Bahkan pada bayi misalnya, dapat menimbulkan kematian yang mendadak (Sudden Infant Death/SID) .
Pemaparan udara yang terlalu dingin dapat terjadi karena meletakkan kipas angin yang terlalu dekat, menyetel terlalu kuat dan mengarahkan secara langsung ke tubuh. Kapasitas AC yang terlalu besar bagi ukuran kamar juga dapat menyebabkan penurunan suhu udara yang terlalu dingin.
* Pemakaian kipas angin dan AC pasa saat anak sedang sakit.
Anak yang sedang sakit tentu lebih rentan terhadap efek yang ditimbulkan oleh pemakaian kipas angin atau AC yang tidak benar ketimbang anak sehat. Anak yang sedang menderita panas sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang suhunya cukup sejuk agar panas yang berlebihan di dalam tubuhnya dapat dipancarkan keluar tubuhnya. Mungkin anak akan sedikit menggigil karena kedinginan. Bila seperti itu, anak boleh diberi selimut yang tidak terlalu tebal agar pelepasan panas tidak semuanya ditahan oleh selimut. Pada saat panasnya mulai turun seringkali anak akan mengeluarkan banyak keringat. Segera seka keringat tersebut dengan handuk kering, jangan dibiarkan mengering sendiri untuk menjaga agar anak tidak menderita hipotermia.
Bagi anak yang menderita gangguan pernapasan, pemakaian kipas angin dan AC sebaiknya dibatasi mengingat kipas angin menyebabkan debu beterbangan. Sehingga bagi anak yang mempunyai bakat alergi, hal ini bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius. Dalam situasi seperti ini, AC mungkin lebih baik. Tapi AC yang filternya jarang dibersihkan juga dapat mengakibatkan terjadinya debu atau jamur. Perlu diketahui, pemakaian AC dapat menyebabkan udara kamar menjadi kering karena kandungan airnya sudah diambil oleh mesin AC. Bila anak sedang flu dibiarkan menghisap udara kering dalam jangka waktu lama, maka selaput lendir alat pernapasannya akan menjadi kering. Akibatnya dapat mengganggu fungsi pernapasannya. Ini akan berlanjut dengan hidung tersumbat dan mungkin sangat mudah berdarah (mimisan).
* AC mobil
Hal yang perlu diperhatikan pada umumnya hampir sama dengan pemakaian AC di rumah. Namun demikian ada beberapa hal penting untuk diperhatikan. Pertama, periksalah knalpot mobil. Knalpot bocor menyebabkan tersedotnya asap ke dalam mobil melalui AC sehingga dapat mengakibatkan keracunan gas CO2. Walaupun knalpot tidak bocor, hindarilah kebiasaan berada di dalam mobil yang sedang berhenti dengan terus-menerus menghidupkan mesin, tanpa atau dengan memasang AC. Apalagi jika mobil sedang diparkir di tempat tertutup, misalnya di dalam garasi. Asap mobil yang terkumpul di bawah mobil atau di ruangan akan tersedot ke dalam ruangan mobil.
Bila perjalanan cukup jauh atau lama, seperti ke luar kota, untuk menyegarkan udara di dalam mobil, sering-seringlah membuka jendela agar udara segar masuk dan memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dari luar ke dalam mobil.
* AC di tempat umum
AC di tempat umum tidak memungkinkan untuk disetel sesuai kehendak kita. Dalam hal ini kita tidak dapat berbuat banyak kecuali melindungi tubuh anak agar tidak terpapar hawa dingin secara berlebihan. AC di dalam pesawat terbang cenderung disetel dingin sehingga terasa sangat dingin. Dalam keadaan seperti itu, jangan segan-segan meminta selimut kepada pramugari, bila perlu mintalah selimut lebih dari satu helai.
Kelembaban udara di dalam kabin pesawat yang sangat rendah (udara menjadi kering) dapat menyebabkan mata menjadi merah dan terasa pedih. Selaput lendir hidung juga menjadi kering dan tenggorokan menjadi terasa kering dan sakit. Untuk mengatasinya kita dapat meminta handuk basah yang hangat dari pramugari, kemudian hisaplah dalam-dalam udara melalui handuk basah tersebut agar uap airnya dapat membasahi selaput lendir hidung. Lakukan ini sesering mungkin, terutama sangat dianjurkan bagi anak yang mempunyai bakat alergi (rinitis, asma, dll) atau anak yang menderita infeksi telinga yang berulang.
Dari tahun 2003-2005, ada sebanyak 20 kasus kematian yang terjadi akibat menyalakan kipas listrik dan AC pada saat tidur. Meski ada dugaan lain dari kalangan medis, bahwa kasus kematian yang dilaporkan tersebut memiliki penyebab lain, seperti minum yang berlebihan atau kondisi jantung tidak terdiagnosis.
Di Korea Selatan ada sebuah kepercayaan yang menyebar luas di kalangan masyarakatnya tentang ‘kipas kematian’ yaitu bahaya yang akan terjadi jika tidur di ruang tertutup dengan menyalakan kipas angin listrik.
Oleh karena itu, kebanyakan kipas angin di Korea Selatan dilengkapi dengan timer sehingga kipas tidak akan menyala sepanjang malam. Kepercayaan tersebut merupakan masalah yang cukup besar sehingga Korean Consumer Protection Board pada tahun 2006 mengeluarkan pernyataan mengenai penggunaan kipas angin ketika tidur, seperti dilansir dari theatlantic.
Untuk mencegah sesak napas karena membiarkan kipas angin dan AC menyala sepanjang malam, pasang timer 15-30 menit saat mulai beranjak tidur. Selain itu arah angin pada kipas harus diputar agar angin yang menarah ke tubuh kita tidak terlalu besar.
Kalau memang bisa tidur karena terlalu gerah, menyalakan kipas angin dengan keadaan pintu kamar yang dibiarkan terbuka. Tujuannya adalah untuk menghindari kejenuhan karbondioksida dalam ruangan dan sirkulasi udara dapat berfungsi dengan baik.
Semoga Bermanfaat.
Terima Kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar